Jumat, 21 Juli 2023

L.K. 3.1 MENYUSUN BEST PRACTICE (SYAMSUL FUAD)

 

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Model Project Based Learning dengan Menggunakan Media TPACK

 

Lokasi

MAN 1 SUKABUMI

Lingkup Pendidikan

Madrasah Aliyah Negeri

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dengan pembelajaran model Project Based Learning (PjBL) dan pendekatan TPACK menggunakan media power point, tiktok, quizizz, dan wheel of names pada materi teks prosedur

Penulis

Syamsul Fuad, S.Pd.

Tanggal

10 Juli 2023

 

I.  Situasi

       Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum merdeka memiliki empat elemen yang dijadikan landasan dasar pembelajaran yakni elemen menyimak, membaca dan memirsa,  berbicara dan mempresentasikan serta elemen menulis. Elemen menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia menempati posisi dengan kesulitan tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan menulis siswa kelas XI Man 1 Sukabumi pada materi yang masih rendah. Adapun kesulitan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya (1) pembelajaran di kelas masih terpusat pada guru yang menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, (2) kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan metode pengajaran yang monoton, (3) kurang berkembangnya kreatifitas siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, (4) kurangnya kemandirian siswa dalam memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, (5) media yang digunakan masih sebatas pada papan tulis sehingga siswa kurang tertarik dan tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

       Berdasarkan permasalahan di atas, Best Practice  perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada saat presentasi dalam pembelajaran teks prosedur dengan menggunakan model Project Based Learning media powerpoint, tiktok, quizizz, dan wheel of name.

       Keberhasilan proses ini sangat erat dengan pendekatan, strategi, serta model yang digunakan. Dalam pembelajaran peserta didik, seorang guru idealnya mampu menyesuaikan penggunaan model dengan situasi dan kondisi psikologis peserta didik sehingga model yang dipilih dan diterapkan tersebut efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.


II.   Tantangan  

       Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran Project Based Learning ini tentu saja memiliki melibatkan berbagai elemen, baik guru, peserta didik, maupun fasilitas yang dimiliki oleh sekolah. Berbagai tantangan yang akan dihadapi diantaranya :

1.  Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, masalah,
konsep, media, dan persiapan lainnya.

2.  Sulitnya mencari permasalahan yang relevan.

3.  Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya.

       Untuk meminimalkan tantangan tersebut, guru akan melakukan tindakan
sebagai berikut:

1.    Guru memanfaatkan media yang ada.

2.    Guru melakukan diagnostik untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa.

3.    Kegiatan presentasi dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih
menghemat waktu.


III.  Aksi :

       Langkah dalam aksi praktik baik (Best Practice) ini menggunakan model pembelajaran Project Based Learning media TPACK. Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) adalah bentuk pengetahuan yang dibutuhkan oleh seorang guru berupa interaksi antara konten, pedagogik, dan teknologi yang kemudian diterapkan sesuai dengan konteks sehingga proses pembelajaran mencapai hasil yang maksimal. Pedagogical Content Knowledge (PCK) pertama kali dikenalkan oleh Shulman pada tahun 1986, yang kemudian ditambahkan unsur teknologi oleh Koehler dan Mishra pada tahun 2006 sehingga menjadi Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK).

       TPACK terbentuk dari penggabungan antar pedagogical knowledge dengan technology knowledge. TPACK adalah dasar dari pembelajaran yang efektif menggunakan teknologi, yang dapat memperbaiki permasalahan peserta didik, dimana konsep materi pelajaran yang sulit ataupun mudah dapat dipahami oleh peserta didik serta dapat membangun pengetahuan peserta didik dengan mengembangkan metode pembelajaran atau memperkuat pengetahuan yang lama.

       Menggunakan teknologi untuk mengajarkan suatu materi dapat membuat suatu materi atau konsep yang sulit mudah untuk dipahami dan dapat mengatasi, membantu, memperbaiki permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa. TPACK memberikan suatu pemahaman guru bagaimana suatu teknologi dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk mengembangkan metode atau cara yang baru, menciptakan suatu pengajaran yang efektif.

       Adapun TPACK yang digunakan untuk pembelajaran menulis teks prosedur dan mengimplementasikannya pada media konten video pendek tiktok  dengan langkah sintaks pembalajaran kegiatan sebagai berikut:
1. (Orientasi pada Masalah)

-  Peserta didik membentuk kelompok.

-  Setelah kelompok terbentuk, peserta didik mengamati LKPD yang dibagikan guru.



                                         Gambar 1 pembentukan kelompok dan pembagian LKPD

2. (Mengorganisasi)

-  Setelah menerima LKPD, peserta didik mencermati penjelasan guru tentang teks prosedur dengan powerpoint, tiktok, quizizz, yang akan dilakukan dalam kelompok.
a. Setiap kelompok melakukan presentasi secara bergantian menggunakan undian wheel of names.
b. Peserta didik yang bertugas sebagai audien akan menanggapi penampilan teman yang presentasi.



                                        Gambar 2 pembelajaran media quizizz dan wheel of names

3. (Membimbing penyelidikan)

-  Setelah skema dipahami, peserta didik mencermati hasil diskusinya.

-  Peserta didik melakukan persiapan selama 10 menit untuk melengkapi teks prosedur dan mempersiapkan diri untuk presentasi sesuai tema yang didapat.

-  Peserta didik (yang belum menemukan konsep) meminta arahan guru.


                                          Gambar 3 memonitor penyelesaian proyek

4. (Mengembangkan)

-  Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan, peserta didik mencatat hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD.

5. (Menyajikan hasil)

-  Setelah persiapan selesai, peserta didik memulai kegiatan presentasi (maks. 8 menit) di hadapan kelompok yang lain.



                                       Gambar 4 presentasi kelompok

6.   (Menganalisis)

-    Peserta didik yang bertugas sebagai audien menanggapi penampilan teman.

-    Setelah semua kelompok presentasi, peserta didik menyimak refleksi yang disampaikan oleh guru.

             Gambar 5 menanggapi dan memberikan pertanyaan hasil presentasi kelompok temannya

7.  (Mengevaluasi)
Selanjutnya, peserta didik mencermati evaluasi dari guru terhadap proses kegiatan presentasi yang telah dilakukan.

8. (Menyajikan hasil)
Kelompok (berdasarkan nilai tertinggi) menyampaikan refleksi dihadapan semua peserta didik lain sebagai contoh.

9. (Mengevaluasi)
Peserta didik bersama guru memberikan evaluasi terhadap penampilan presentasi kelompok teman.

                                        Gambar 6 evaluasi presentasi kelompok

IV.     Refleksi Hasil dan dampak

       Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan peserta didik dapat disimpulkan bahwa 100% peserta didik senang dengan pembelajaran model Project Based Learning dengan media power point, tiktok, quizizz dan wheel of names serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai tujuan pembelajaran, yaitu dapat mengimplementasikan teks prosedur dalam sebuah konten video pendek.

      Selain itu, aksi ini berdampak pada kemampuan menulis, edit video dan kepercayaan diri peserta didik dalam presentasi di hadapan banyak orang. Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media tiktok, quizizz dan wheel of names yang membantu peserta didik lebih percaya diri dalam berbicara secara runtut dan terarah. Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 08 April 2022

Sholatullah Salamullah (Yang masih jomblo banyak istighfar) Gus Aldi



صلاة الله سلام الله Û°۞Û° علی طه رسول الله

صلاة الله سلام الله Û°۞Û° علی یس حبيب الله 



Yang masih jomblo banyak istighfar

Diputus cinta haruslah tegar

Otakmu jangan semakin liar 

cinta ditolak hidunya ambyar


sukabumi kota yang indah

jomblonya banyak gak nikah-nikah

status facebook galau dan susah 

jadi bullyan yang udah nikah


wahai adek cantik dan pintar

cari swamimu jangan asal

carilah tipe swami idaman

gus wahid besok datang melamar



LIRIK SHOLAWAT JOMBLO GUS ALDI

 


صَÙ„ِّ ÙˆَسَÙ„ِّÙ…ْ دَائِÙ…ًا عَÙ„َÙ‰ احْÙ…َدَا

Ùˆَالْآلِ ÙˆَالْØ£َصْØ­َابِ Ù…َÙ†ْ Ù‚َدْ ÙˆَØ­َّدَا





Wahai jomblo yang hebat
rajin-rajin baca sholawat
Karena berkat sholawat
jodohmu bisa mendekat

Cintamu harus tepat
jangan salah alamat
galau gak akan kumat
kalau cinta nabi muhammad

Hidup di akhir zaman
banyak cinta buat mainan
Cewek di ajak jalan
tapi cuma dianggap teman

Jangan sok kegantengan
suka ngajak cewek jalan
mending nikah cepetan
biar tidur gak sendirian

Akang yang belum laku
jangan banyak cemburu
modus gak kenal waktu
padahal ditolak mulu

coba hubungi mantan
pengen ngajak balikan
sakitnya tak tertahan
mantanmu udah nikah duluan

Cinta zaman sekarang
diawali dari chattingan
saling lempar gombalan 
belum kenal udah sayang-sayangan

Foto bisa menipu
selfinya diedit dulu
daripada tertipu
mending ajak ta'arufan dulu

laki-laki yang hebat
bukan yang ngajak maksiat
cintanya terhormat
baru kenal udah langsung diikat

wanita terhormat
pandai jaga aurat
calon istri yang hebat
kupintang kau dengan sholawat




Rabu, 23 Februari 2022

CIRI BAHASA BAKU

1. Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah

Bahasa baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah seperti penambahan akhiran pada suatu kata, istilah atau sebutan tertentu, ataupun perubahan awal kata.

Baku                                        Tidak Baku

saya                                         gue

ayah                                         bokap

bertemu                                    ketemu

merasa                                     merasa

menemukan                             nemuin


2. Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing

Bahasa baku tidak dipengaruhi oleh bahasa asing seperti penambahan kata bantu, pertukaran posisi, perbedaan makna dan sebagainya. 

Baku                                         Tidak Baku

itu salah                                    itu adalah salah

kesempatan lain                       lain kesempatan

tempat                                      di mana

hemoglobin                              haemoglobin

Contoh kalimat :

-  Kita akan bertemu pada kesempatan lain. (baku)

-  KIta akan bertemu pada lain kesempatan. (tidak baku)


3. Bukan bahasa percakapan

Bahasa yang baku bukan merupakan bahasa percakapan dan terdengar lebih formal atau resmi.

Baku                                            Tidak baku

tetapi                                            tapi

tidak                                             gak

bagaimana                                   gimana

memberi                                       ngasih

begitu                                           gitu


4.  Menggunakan imbuhan secara eksplisit

Penggunaan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) secara eksplisit menampilkan makna yang sebenarnya sehingga kalimat tersebut mudah dimenegerti.

Baku                                             Tidak baku

bernyanyi                                      nyanyi

bermain                                         main


contoh kalimat :

-  Pemuda itu sangat pintar bermain catur. (baku)

-  Pemuda itu sangat pintar main catur. (tidak baku)


5. Penggunaannya sesuai dengan konteks kalimat

Pemakaian ragam bahasa baku sesuai dengan konteks kalimat sehingga dikasilkan kalimat yang lebih sesuai.

Baku                                              Tidak baku

daripada                                        dari

disebabkan oleh                            disebabkan karena


Contoh kalimat :

-  Rumah paman lebih besar daripada rumah nenek.

-  Rumah paman lebih besar dari rumah nenek.


6.  Tidak terkontaminasi dan tidak rancu

Bahasa baku tidak mengandung makna ganda sehingga lebih efektif.

Baku                                         Tidak Baku

menghemat waktu                    mempersingkat waktu

mengesampingkan                   mengenyampingkan

memeroleh                               memperoleh


7. Tidak mengandung arti pleonasme

Pleonasme merupakan majas yang menggunakan suatu kata atau keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan lagi karena arti kata tersebut sama dengan kata yang diterangkannya. Dengan kata lain, adanya penambahan kata keterangan pada pernyataan yang sudah jelas maknanya.

Baku                                Tidak baku

maju                                 maju ke depan

naik                                  naik ke atas 


8. Tidak mengandung arti hiperkorek

Hiperkorek merupakan kesalahan berbahasa akibat koreksi yang berlebihan pada bentuk yang sudah benar sehingga menyebabkan kesalahan. Hiperkorek bersifat menghendaki kerapian dan kesempurnaan yang sangat berlebihan sehingga hasilnya justru menjadi kurang tepat.

Baku                                 Tidak baku

kristal                                krystal

insaf                                  insyaf

syukur                               sukur

sah                                    syah

karisma                             kharisma

L.K. 3.1 MENYUSUN BEST PRACTICE (SYAMSUL FUAD)

    Menyusun Cerita Praktik Baik ( Best Practice ) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkai...